Kamis, 06 April 2017

TUGAS SOFTSKILL ETIKA BISNIS 3EA22

KELOMPOK 6:
M Rizky K (16214255)
Marshiella K H (16214425)
Maudina Nurgustiani (16214455)
Medina Rizky (16214519)
M. Ikhsan (16214795)

SOAL

Kampanye Strip2Clothe Virgin Mobile: Eksploitatif, Agak cabul dan Bermanfaat?
Pada bulan Juli 2008, Virgin Mobile USA memulai kampanye periklanan ‘Strip2Clothe’. Ada jutaan remaja tunawisma di AS, dan situs Web Virgin Mobile menyatakan, “seseorang di luar sana membutuhkan pakaian lebih dari Anda.” Virgin Mobile mengundang remaja untuk menguggah video mereka sendiri sedang menanggalkan pakaian. Untuk setiap video striptis yang diunggah, Virgin Mobile akan menyumbangkan sepotong pakaian baru. Untuk setiap lima kali video itu dilihat, sepotong pakaian tambahan akan disumbangkan. Virgin Mobile mengatakan bahwa mereka akan menyaring semua video. Para penari telanjang harus berusia 18 tahun atau lebih, dan hanya menampilkan adegan setengah telanjang. Pada tanggal 12 Juli 2008, ada 20 video di situs web yang telah menghasilkan 51.219 lembar pakaian yang disumbangkan.

Kampanye ini langsung memicu kritik Rebbeca Lentz dari The Catholic Charities of St. Paul and Minneapolis menyebut kampanye iklan itu”menjijikan, serta tidak pantas dan ekspoliatif.” Para orang tua khawatir anak-anak mereka yang dibawah 18 tahun akan melakukan tarian striptis, mengirimkan video,dan tidak mengungkapkan usia mereka yang sebenarnya. Pada hari selasa, 15 Juli 2008, The National Network of Youth (NN4Y) menolak untuk bekerja sama dengan Virgin Mobile. Beberapa dari 150 badan amal yang diwakili NN4Y dan berkeberatan dengan kampanye itu menyatakan bahwa kampanye tersebut tidak tepat mengingat banyak remaja tunawisma dieksploitasi secara seksual. NN4Y mengatakan bahwa setiap anggota organisasi yang berharap untuk menerima sumbangan pakaian melalui kampanye Strip2Clothe harus menghubungi Virgin Mobile secara langsung.
Sebagai tanggapan atas keluhan masyarakat, Virgin Mobile mengubah kampanyenya. Pada tanggal 21 Juli, Virgin Mobile ‘Blank2Clothe’ di mana perusahaan akan menerima semua jenis video bakat, seperti berjala, sulap, bernyanyi, berkuda, dan lain-lain.. Semua video striptis telah dihapus dan penari telanjang diminta mengirimkan viedo baru, berpakaian lengkap.

Argumen-argumen yang digunakan untuk melawankampanye tersebut: target kampanye tersebut adalah pemuda; banyak remaja tunawisma dieksploitasi secara seksual; para tunawisma normalnya membutuhkan tempat berlindung dan keselamatan ketimbang pakaian; dan kampanye tersebut berselera rendah. Akan tetapi, ada beberapa pendukung. Rick Koca- Pendiri StandUp for Kids di San Diego- mengatakan bahwa kampanye tidak akan melukai siapa pun dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Dalam satu minggu yang berakhir pada tangggal 19 Juli, kontorversi dan kampanye telah menghasilkan sumbangan sebanyak 15.000 pakaian lagi.

SOAL PERTANYAAN
1.      Kampanye Strip2clothe mungkin telah mengundang pertanyaan, namun hal itu mendapatkan puluhan ribu lembar untuk tunawisma. Apakah hasilnya membenarkan tujuannya?
Jawaban: Tentu saja apa yabg dilakukan oleh virgin mobile sangat tidak etis karena iklan yang dikeluarkan untuk iklan liburan natal pada tahun 2004 tidak seusai dengan etika agama dengan menggunakan setelan telanjang ditempat umum meskipun memiliki arti "tidak ada yang disembunyikan" tetapi dapat dilakukan dengan cara yang lebih baik untuk mengespresikannya, karena dalam berbisnis ada etika dalam beragama dimana etika ini sanggup membantu manusia untuk menggunakan pikiran yang positif dalam memecahkan masalah.

2.      Virgin Mobile memiliki sejarah menggunakan iklan yang luar biasa. Mereka membuat lelucon agama dalam iklan liburan “Christmas-hanukwanzakah” pada tahun 2004, di mana pendiri perusahaan, Sir Richard Branson, berdiri dalam setelan telanjang di New York Times Square sebagai bagian dari kampanye “Tidak ada yang Disembunyikan”. Apakah taktik pemasaran yang tidak mempunyai selera dan sedikit cabul juga tidak etis?
Jawaban: ya, karena ia sudah mencapai tujuannya.tetapi cara untuk mendapatkan partisipasi tunawisma di AS tidak sesuai dengan etika yang emnyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran agama. Akibatnya beberapa pihak tidak mendukung cara kampanye ini, maka pihak virgin mobile mengganti cara dari strip2clothe menjadi balnk2clothe dengan konsep yang lebih baik. Para tunawisma mengupload video tentang kemampuannya seperti sulap, menyanyi, menari, dan telent-telent yang lainnya untuk mendapatkan pakaian baru. Dan kegiatan ini telah menghasilkan 15.000 pakaian yang diberikan kepada tunawisma.

3.      Beberapa tahun sebelumnya, Benetton Group S.p.A mengembangkan United Colors of Benetton Campaign, awalmya untuk menarik perhatian pada prasangka terhadap orang kulit hitam. Kampanye tersebut semakin diperluas seiring waktu untuk mencakup prasangka lainnya dan terdiri atas serangkaian foto-foto mengejutkan di tempat-tempat yang tak terduga. Sebagai contoh, ada foto biarawarti mencium seorang imam, mobil di bom di sebuah jalan, anjing putih mencium domba hitam, seorang aktivis AIDS(acquired immune deficiency syndrom) berada ditempat tidur kematiannya di depan sebuah gambar Kristus disalib, serta seorang gadis putih digambarkan dengan lingkaran malaikat dan anak lai-laki hitam dengan rambut seperti tanduk. Apakah kampanye Virgin secara substansial berbeda dengan kampanye Benetton tahun 1992?
Jawaban : Secara substansial beda, karena kampanye Virgin lebih ke norma sosial dan Benetton lebih ke norma agama. Seperti kampanye Virgin dimana lebih banyak menggunakan remaja sebagai media kampanye dengan cara mengupload video striptis adegan telanjang dimana itu telah terjadi pelecehan seksual secara tidak langsung. Sedangkan kampanye Benetton tahun 1992 lebih kepada prasangka terhadap orang kulit hitam, dan juga kampanye Benetton ini lebih tidak sesuai dengan ajaran-ajaran norma agama.

4.      Apa aturan yang akan anda kedepankan dalam membedakan etika dari kampanye iklan yang tidak etis?
Jawaban : Dan aturan kedepan dalam membedakan etika dari kampanye iklan yang tidak etis yaitu,Pertama, adanya kesadaran para pelaku kampanye untuk membedakan apa yang baik dan apa yang tidak baik, apa yang patut dan apa yang tidak patut disampaikan dalam kampanye. Kedua, adanya kesadaran moral para pelaku kampanye, yaitu adanya kemampuan untuk mengatakan dan melakukan apa yang baik dan patut, sambil menolak untuk mengatakan dan melakukan apa yang tidak baik dan tidak patut untuk disampaikan dan diperlihatkan kepada publik. Ketiga, adanya sopan santun (etiket).

Menurut kelompok saya, mengutamakan etika dalam berkampanye adalah suatu hal yang penting karna setiap masyarakat memiliki ideologi yang berbeda beda. Maka dari itu aturan untuk berkampanye harus memiliki aturan yang lebih ketat lagi. Karna apabila terdapat kampanye yang di landaskan etika kurang baik, akan menjadi pertentangan di opini publik atau masyarakat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar