TUGAS SOFTSKILL ETIKA BISNIS 3EA22
KELOMPOK 6:
M Rizky K (16214255)
Marshiella K H (16214425)
Maudina Nurgustiani (16214455)
Medina Rizky (16214519)
M. Ikhsan (16214795)
SOAL
Kampanye Strip2Clothe Virgin Mobile:
Eksploitatif, Agak cabul dan Bermanfaat?
Pada bulan Juli 2008, Virgin Mobile USA
memulai kampanye periklanan ‘Strip2Clothe’. Ada jutaan remaja tunawisma di AS,
dan situs Web Virgin Mobile menyatakan, “seseorang di luar sana membutuhkan
pakaian lebih dari Anda.” Virgin Mobile mengundang remaja untuk menguggah video
mereka sendiri sedang menanggalkan pakaian. Untuk setiap video striptis yang
diunggah, Virgin Mobile akan menyumbangkan sepotong pakaian baru. Untuk setiap
lima kali video itu dilihat, sepotong pakaian tambahan akan disumbangkan.
Virgin Mobile mengatakan bahwa mereka akan menyaring semua video. Para penari
telanjang harus berusia 18 tahun atau lebih, dan hanya menampilkan adegan
setengah telanjang. Pada tanggal 12 Juli 2008, ada 20 video di situs web yang
telah menghasilkan 51.219 lembar pakaian yang disumbangkan.
Kampanye
ini langsung memicu kritik Rebbeca Lentz dari The Catholic Charities of St.
Paul and Minneapolis menyebut kampanye iklan itu”menjijikan, serta tidak pantas
dan ekspoliatif.” Para orang tua khawatir anak-anak mereka yang dibawah 18
tahun akan melakukan tarian striptis, mengirimkan video,dan tidak mengungkapkan
usia mereka yang sebenarnya. Pada hari selasa, 15 Juli 2008, The National
Network of Youth (NN4Y) menolak untuk bekerja sama dengan Virgin Mobile.
Beberapa dari 150 badan amal yang diwakili NN4Y dan berkeberatan dengan
kampanye itu menyatakan bahwa kampanye tersebut tidak tepat mengingat banyak
remaja tunawisma dieksploitasi secara seksual. NN4Y mengatakan bahwa setiap
anggota organisasi yang berharap untuk menerima sumbangan pakaian melalui
kampanye Strip2Clothe harus menghubungi Virgin Mobile secara langsung.
Sebagai
tanggapan atas keluhan masyarakat, Virgin Mobile mengubah kampanyenya. Pada
tanggal 21 Juli, Virgin Mobile ‘Blank2Clothe’ di mana perusahaan akan menerima
semua jenis video bakat, seperti berjala, sulap, bernyanyi, berkuda, dan
lain-lain.. Semua video striptis telah dihapus dan penari telanjang diminta
mengirimkan viedo baru, berpakaian lengkap.
Argumen-argumen
yang digunakan untuk melawankampanye tersebut: target kampanye tersebut adalah
pemuda; banyak remaja tunawisma dieksploitasi secara seksual; para tunawisma
normalnya membutuhkan tempat berlindung dan keselamatan ketimbang pakaian; dan
kampanye tersebut berselera rendah. Akan tetapi, ada beberapa pendukung. Rick
Koca- Pendiri StandUp for Kids di San Diego- mengatakan bahwa kampanye tidak
akan melukai siapa pun dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Dalam satu minggu
yang berakhir pada tangggal 19 Juli, kontorversi dan kampanye telah
menghasilkan sumbangan sebanyak 15.000 pakaian lagi.
SOAL PERTANYAAN
1. Kampanye
Strip2clothe mungkin telah mengundang pertanyaan, namun hal itu mendapatkan
puluhan ribu lembar untuk tunawisma. Apakah hasilnya membenarkan tujuannya?
Jawaban: Tentu saja apa
yabg dilakukan oleh virgin mobile sangat tidak etis karena iklan yang
dikeluarkan untuk iklan liburan natal pada tahun 2004 tidak seusai dengan etika
agama dengan menggunakan setelan telanjang ditempat umum meskipun memiliki arti
"tidak ada yang disembunyikan" tetapi dapat dilakukan dengan cara
yang lebih baik untuk mengespresikannya, karena dalam berbisnis ada etika dalam
beragama dimana etika ini sanggup membantu manusia untuk menggunakan pikiran
yang positif dalam memecahkan masalah.
2. Virgin
Mobile memiliki sejarah menggunakan iklan yang luar biasa. Mereka membuat
lelucon agama dalam iklan liburan “Christmas-hanukwanzakah” pada tahun 2004, di
mana pendiri perusahaan, Sir Richard Branson, berdiri dalam setelan telanjang
di New York Times Square sebagai bagian dari kampanye “Tidak ada yang
Disembunyikan”. Apakah taktik pemasaran yang tidak mempunyai selera dan sedikit
cabul juga tidak etis?
Jawaban: ya, karena ia sudah mencapai tujuannya.tetapi cara
untuk mendapatkan partisipasi tunawisma di AS tidak sesuai dengan etika yang
emnyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran agama. Akibatnya beberapa pihak tidak
mendukung cara kampanye ini, maka pihak virgin mobile mengganti cara dari
strip2clothe menjadi balnk2clothe dengan konsep yang lebih baik. Para tunawisma
mengupload video tentang kemampuannya seperti sulap, menyanyi, menari, dan
telent-telent yang lainnya untuk mendapatkan pakaian baru. Dan kegiatan ini
telah menghasilkan 15.000 pakaian yang diberikan kepada tunawisma.
3. Beberapa
tahun sebelumnya, Benetton Group S.p.A mengembangkan United Colors of Benetton
Campaign, awalmya untuk menarik perhatian pada prasangka terhadap orang kulit
hitam. Kampanye tersebut semakin diperluas seiring waktu untuk mencakup prasangka
lainnya dan terdiri atas serangkaian foto-foto mengejutkan di tempat-tempat
yang tak terduga. Sebagai contoh, ada foto biarawarti mencium seorang imam,
mobil di bom di sebuah jalan, anjing putih mencium domba hitam, seorang aktivis
AIDS(acquired immune deficiency syndrom) berada ditempat tidur kematiannya di depan
sebuah gambar Kristus disalib, serta seorang gadis putih digambarkan dengan
lingkaran malaikat dan anak lai-laki hitam dengan rambut seperti tanduk. Apakah
kampanye Virgin secara substansial berbeda dengan kampanye Benetton tahun 1992?
Jawaban : Secara
substansial beda, karena kampanye Virgin lebih ke norma sosial dan Benetton
lebih ke norma agama. Seperti kampanye Virgin dimana lebih banyak menggunakan
remaja sebagai media kampanye dengan cara mengupload video striptis adegan
telanjang dimana itu telah terjadi pelecehan seksual secara tidak langsung.
Sedangkan kampanye Benetton tahun 1992 lebih kepada prasangka terhadap orang
kulit hitam, dan juga kampanye Benetton ini lebih tidak sesuai dengan
ajaran-ajaran norma agama.
4. Apa
aturan yang akan anda kedepankan dalam membedakan etika dari kampanye iklan
yang tidak etis?
Jawaban : Dan aturan
kedepan dalam membedakan etika dari kampanye iklan yang tidak etis
yaitu,Pertama, adanya kesadaran para pelaku kampanye untuk membedakan apa yang
baik dan apa yang tidak baik, apa yang patut dan apa yang tidak patut
disampaikan dalam kampanye. Kedua, adanya kesadaran moral para pelaku kampanye,
yaitu adanya kemampuan untuk mengatakan dan melakukan apa yang baik dan patut,
sambil menolak untuk mengatakan dan melakukan apa yang tidak baik dan tidak
patut untuk disampaikan dan diperlihatkan kepada publik. Ketiga, adanya
sopan santun (etiket).
Menurut kelompok saya, mengutamakan
etika dalam berkampanye adalah suatu hal yang penting karna setiap masyarakat
memiliki ideologi yang berbeda beda. Maka dari itu aturan untuk berkampanye
harus memiliki aturan yang lebih ketat lagi. Karna apabila terdapat kampanye
yang di landaskan etika kurang baik, akan menjadi pertentangan di opini publik
atau masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar